Pendidikan Tinggi Istri Bukan untuk Karir yang Sukses, Tapi Sebagai Guru Pertama bagi Sang Buah Hati
Istri kerja, suami kerja, anak ga keurus, akibatnya sistem sosial yang "seharusnya" jadi rusak, dampaknya anak jadi ga punya moral dan etika yang seyogyanya diajarkan oleh guru pertamanya (ibu).
Bener kata ukhti sosmed, bahwa "Sekolah tinggi seorang wanita itu bukan untuk Successful Career, tapi untuk menjadi guru pertama bagi anaknya."
Bagaimana pula jadinya jika yang terjadi adalah, ibu yang bekerja sedangkan ayah yang mengurus anak? Tapi itulah kenyataan yang terjadi saat ini, banyak suami yang menganggur, dan justru yang mencari nafkah adalah seorang istri. Yang mana itu jelas sudah melanggar sistem dan norma-norma sosial. Apalagi jika kita kaitkan dengan pandangan Islam akan larangan istri keluar rumah untuk mencari nafkah. Norma-norma tersebut terkandung dalam firman-Nya:
الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ وَبِمَا أَنْفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ
“Para lelaki (suami) itu pemimpin bagi para wanita (istri), karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (yang lelaki) atas sebagian yang lain (wanita), dan karena mereka (yang lelaki) telah memberikan nafkah dari harta mereka” (QS. An-Nisa: 34).
Dan Allah telah berfirman:
وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ
“Hendaklah kalian (para istri) tetap di rumah kalian” (QS. Al-Ahzab: 33).
Coba bayangkan, jika "Seorang anak dididik dan dibesarkan oleh ibu yang bergelar S2, walaupun suami dengan pendidikan terakhir SMA bekerja dengan penghasilan yang pas-pasan, tapi mereka punya aset masa depan yang prospeknya baik, karena anaknya dididik oleh ibu yang berpendidikan tinggi.."Bayangkan pula, jika "Yang mencari nafkah adalah istri yang berpendidikan tinggi dengan gengsinya, sedangkan suami hanya diam di rumah dan menjadi suami pengasuh anak, maka anak tidak akan tumbuh sebagaimana yang diharapkan, karna sudah semestinya seorang anak mendapat pendidikan dari seorang ibu, karna ibu lebih tau bagaimana cara mendidik dan membesarkan anak."
- Iir Abdul Haris, M.Ag (Dosen FISIP UIN Bandung)
Belum ada Komentar untuk "Pendidikan Tinggi Istri Bukan untuk Karir yang Sukses, Tapi Sebagai Guru Pertama bagi Sang Buah Hati"
Posting Komentar
Tinggalkan komentar terbaik anda.